Saturday, November 24, 2012
kita sedarah
dendam itu
menjadi sumpah durja
sekali-sekala berbau hanyir
mencelakakan sedarah
pada doa yang kelam
inikah hati keluh-kesahmu
membutakan mata kasih
dendam itu
bertanda
mempersenda rasa hati
menyumpah kasih sedarah
yang tiada berkesudahan
pada jiwa yang kacau
sengaja memperli kata
pada kasih sedarah
dendam itu
sering-kali dipermain dusta khianat
mencelarukan kasih diri
mengaibkan kata nista
bertopengkan cermin cacian
pada warna yang suci
penuh kabur derita
dendam itu
pada urat sedarah
yang semakin menghimpit rasa
dalam langkah keluh prasangka
menusuk menghamburkan darah
atas nama kita sedarah
dendam itu
sampai bila harus begitu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.